Penyakit tungro pada padi disebabkan oleh kompleks virus berbentuk batang dan bulat dan ditularkan oleh wereng hijau terutama Nephotettix virescens. Penularan penyakit bersifat semipersisten dengan periode pemerolehan dan penularan virus oleh vektor yang sangat singkat. Penyakit ini merupakan salah satu kendala dalam menciptakan stabilitas produksi padi karena bersifat endemis di sentra produksi padi nasional Jawa dan Bali. Fluktuasi kepadatan populasi vektor mempengaruhi keberadaan penyakit.
Kepadatan populasi wereng hijau umumnya rendah (kurang dari 1 ekor imago/rumpun) dan hanya meningkat sekali selama satu periode pertanaman padi, terutama pada pola tanam tidak serempak. Pemencaran imago mempengaruhi dinamika populasi wereng hijau. Oleh karena itu, upaya menekan proporsi vektor infektif merupakan alternatif strategi dalam menghambat penyebaran penyakit tungro dan mengimbangi kemampuan pemencaran imago. Berdasarkan strategi tersebut pengendalian terpadu penyakit tungro disusun dengan mengintegrasikan taktik pengendalian yang dapat menekan aktivitas pemencaran imago wereng hijau dan mengurangi kemampuan dalam memperoleh maupun menularkan virus. Taktik pengendalian dianjurkan diintegrasikan bertahap sesuai dengan tahapan stadia pertumbuhan padi.