Beras memiliki beberapa warna, yaitu beras putih (yang biasa dikonsumsi), beras merah, dan beras hitam. Pigmen warna pada beras menunjukkan adanya zat antioksidan yang dinamakan antosianin. Beras merah mengandung satu jenis antosianin, sedangkan beras hitam mengandung dua jenis antosianin. Umumnya, semakin gelap warna beras menandakan kemampuan antioksidan yang semakin tinggi. Selain sebagai anti-aging, antosianin bermanfaat untuk mencegah kanker, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Banyaknya manfaat tersebut membuktikan bahwa kesehatan dapat dimulai dari pilihan warna beras.
Proksimat beras adalah suatu cara untuk mengestimasi kadar komponen tertentu pada beras, antara lain kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat. Beras sebagai bahan pangan disusun oleh pati, protein dan unsur lain seperti lemak, serat kasar, mineral, vitamin dan air. Analisis terhadap susunan kimia beras dan fraksi gilingnya menunjukkan bahwa distribusi penyusunnya tidak merata. Lapisan terluar beras kaya akan komponen non pati seperti protein, lemak, serat, abu, pentosan, dan lignin, sedangkan bagian endosperm kaya akan pati
Kandungan amilosanya beras atau nasi dibagi menjadi 4 golongan yaitu beras dengan kadar amilosa tinggi 25-33%, beras dengan kadar amilosa sedang 20-25%, beras dengan kadar amilosa rendah 9-20%, dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah kurang dari 9%. Beras dengan kadar amilosa sedang mempunyai sifat nasi yang pulen, tidak terlalu basah dan kering. Sedangkan beras berkadar amilosa tinggi mempunyai sifat nasi yang keras, kering dan pera. Beras ketan memiliki kadar amilosa yang sangat sedikit (1-2%), sedangkan beras yang mengandung amilosa lebih dari 2 % disebut beras biasa atau beras bukan ketan.
Lahan Potensial adalah lahan yang masalahnya paling sedikit, terutama karena lapisan pirit (FeS) berada pada kedalaman lebih dari 50 cm
Lahan Sulfat Masam dibedakan menjadi: Lahan Sulfat Masam Potensial (lapisan piritnya belum teroksidasi). Lahan Sulfat Masam Aktual (lapisan piritnya telah teroksidasi yang dicirikan oleh adanya horizon sulfidik dengan pH < 3,5)
Lahan sulfatmasam adalah lahan yang memiliki kadar lapisan pirit atau sulfidik > 2% pada kedalaman < 50 cm
Beberapa macam lahan gambut dibedakan berdasarkan ciri berikut: Lahan bergambut (ketebalan lapisan gambut 20-50 cm) Lahan gambut dangkal (lapisan gambut 50-100 cm) Lahan gambut sedang (lapisan gambut 100-200 cm) Lahan gambut dalam (lapisan gambut 200-300 cm)
Lahan gambut adalah lahan yang mengandung karbon organik (organik C) jenuh air 12-18% atau tidak pernah jenuh air dengan kandungan karbon organik 10%.
Lahan salin adalah lahan pasang surut yang terintrusi air laut selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, kandungan natrium (Na) dalam air tanah > 8%; tipologi lahannya bisa lahan potensial, sulfat masam atau bergambut.
Sampai saat ini tidak ada virusida atau bahan lain yang dapat dipakai untuk mengendalian penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput pada tanaman padi. Usaha pencegahan maupun pengendalian yang dapat dilakukan adalah: Kendalikan wereng coklat sampai populasi serendah mungkin. Hindari kontak inokulum penyakit dengan wereng coklat. Cabut dan benamkan inokulum penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput.
© 2008-2019. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi