Petani Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen menyadari bahwa lahan di daerahnya sebagai daerah lahan kering dataran rendah dan tidak tersedia irigasi teknis yang bisa menjangkau beberapa desa. Kondisi lahan kering tetapi produktif dalam menghasilkan hasil-hasil pertanian seperti padi dan hortikultura.
Selama ini sebagian besar petani setempat bercocok tanam tanpa inovasi teknologi, dan kebiasaan ini berlangsung puluhan tahun. Sebagian besar petani menggunakan perhitungan pranatamangsa untuk menentukan waktu dan jenis tanaman yang akan ditanam.
Kasiman, Ketua kelompok tani Sumber Makmur, Desa Banjareja dalam perbincangannya mengatakan “petani sini masih sulit berubah dari kebiasaan lama, apalagi beralih menggunakan anjuran teknologi, dan itu kelemahan petani disini pak”. Pranatamangsa adalah cara yang dianggap benar dan isyarat alam manjadi pedoman dalam bercocok tanam. “Munculnya lintang luku dan pergeseran matahari contohnya, itu salah satu tanda alam yang menandakan saatnya waktu tanam tiba”, lanjut Kasiman
Hadirnya teknologi larikan gogo yang diperkenalkan di kecamatan Puring memang tidak mudah diterima begitu saja, berkat pendekatan dan dukungan dari berbagai pihak, petani mulai bisa menerima.
Bupati Kebumen Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE beserta jajarannya didampingi Kepala Dinas Pertanian Kebumen melakukan pencanangan tanam largo. Acara yang berlangsung penuh kekeluargaan dan tidak terlalu formal itu menandakan kedekatan pemimpin dengan rakyatnya.
Sebelum acara diskusi dengan para petani, Bupati Fuad memperagakan alat tanam largo dilahan kering. Bupati mengajak kepada seluruh petani agar serius dalam menerapkan teknologi sederhana dan tepat guna dan berharap hasil produksi tinggi. Bupati juga menegaskan bahwa semangat yang tinggi dari peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi untuk mengawal teknologi harus diimbangi dengan semangat yang tinggi juga dari petani agar membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Selain itu, harapan besar menjadikan Kabupaten Kebumen sebagai tempat lahirnya teknologi largo di Indonesia akan menjadi tonggak sejarah baru.
Impian untuk mendapatkan hasil produksi tinggi sangat dinantikan petani dan pada musim ini, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menyerahkan bantuan benih varietas unggul sebanyak empat ton yaitu varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 dan Inpago 11 dan paket pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1. (Shr/Spt/AG)
12-04-2018 | Hits:165
11-04-2018 | Hits:387
06-04-2018 | Hits:428
02-04-2018 | Hits:361
15-03-2018 | Hits:587
Hits:102339
Hits:45575
Hits:24852
weblinks
Copyright © 2015. Indonesian Center for Rice Research
Petani Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen menyadari bahwa lahan di daerahnya sebagai daerah lahan kering dataran rendah dan tidak tersedia irigasi teknis yang bisa menjangkau beberapa desa. Kondisi lahan kering tetapi produktif dalam menghasilkan hasil-hasil pertanian seperti padi dan hortikultura.
Selama ini sebagian besar petani setempat bercocok tanam tanpa inovasi teknologi, dan kebiasaan ini berlangsung puluhan tahun. Sebagian besar petani menggunakan perhitungan pranatamangsa untuk menentukan waktu dan jenis tanaman yang akan ditanam.
Kasiman, Ketua kelompok tani Sumber Makmur, Desa Banjareja dalam perbincangannya mengatakan “petani sini masih sulit berubah dari kebiasaan lama, apalagi beralih menggunakan anjuran teknologi, dan itu kelemahan petani disini pak”. Pranatamangsa adalah cara yang dianggap benar dan isyarat alam manjadi pedoman dalam bercocok tanam. “Munculnya lintang luku dan pergeseran matahari contohnya, itu salah satu tanda alam yang menandakan saatnya waktu tanam tiba”, lanjut Kasiman
Hadirnya teknologi larikan gogo yang diperkenalkan di kecamatan Puring memang tidak mudah diterima begitu saja, berkat pendekatan dan dukungan dari berbagai pihak, petani mulai bisa menerima.
Bupati Kebumen Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE beserta jajarannya didampingi Kepala Dinas Pertanian Kebumen melakukan pencanangan tanam largo. Acara yang berlangsung penuh kekeluargaan dan tidak terlalu formal itu menandakan kedekatan pemimpin dengan rakyatnya.
Sebelum acara diskusi dengan para petani, Bupati Fuad memperagakan alat tanam largo dilahan kering. Bupati mengajak kepada seluruh petani agar serius dalam menerapkan teknologi sederhana dan tepat guna dan berharap hasil produksi tinggi. Bupati juga menegaskan bahwa semangat yang tinggi dari peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi untuk mengawal teknologi harus diimbangi dengan semangat yang tinggi juga dari petani agar membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Selain itu, harapan besar menjadikan Kabupaten Kebumen sebagai tempat lahirnya teknologi largo di Indonesia akan menjadi tonggak sejarah baru.
Impian untuk mendapatkan hasil produksi tinggi sangat dinantikan petani dan pada musim ini, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menyerahkan bantuan benih varietas unggul sebanyak empat ton yaitu varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 dan Inpago 11 dan paket pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1. (Shr/Spt/AG)
Berita Utama | 13-03-2018 | Hits:1169
Info Teknologi | 30-01-2018 | Hits:2153
Copyright © 2015. Indonesian Center for Rice Research