BOYOLALI – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyaksikan panen raya Desa Trayu dan Tanjungsari Kecamatan Banyudono, Boyolali, Sabtu (29/10/2016), yang merupakan salah satu rangkaian acara puncak Hari Pangan Sedunia ke-36 di Indonesia.
Panen Padi, salah satunya Inpari 32 HBD ini, dilaksanakan di area persawahan yang ada di dua Desa yaitu Tanjungsari dan Trayu Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Lahan potensial milik 230 petani di dua Desa ini mencapai 100 ha.
Rombongan juga melakukan panen ikan di lahan sistem usaha tani minapadi, yang merupakan genangan air sawah untuk budidaya ikan air tawar.
Teknologi Jarwo Super ini dipilih oleh para Petani karena hasil panen di berbagai wilayah pengujian menunjukkan hasil panen yang tinggi, dan diyakini mampu memberikan hasil minimal 10 ton GKG/ha per musim.
Usai menyaksikan panen, Presiden mengatakan bahwa persediaan beras nasional hingga bulan Mei 2017 mendatang telah mencukupi sehingga pemerintah Indonesia berkomitmen tidak akan melakukan impor beras hingga akhir tahun 2016.
"Saya datang ke lokasi persawahan di Boyolali ini ingin melihat hasil dari Inpari 32, yang biasanya kita rata-ratanya hanya 5-5,5 ton per hektar, Inpari 32 bisa sampai 10-11 ton," ujar Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa peningkatan hasil panen yang berlimpah tidak terlepas dari peran benih-benih unggul yang digunakan para petani serta ketersediaan air yang terpenuhi.
Sumber : Badan Litbang Pertanian
12-04-2018 | Hits:174
11-04-2018 | Hits:438
06-04-2018 | Hits:449
02-04-2018 | Hits:387
15-03-2018 | Hits:610
Hits:102725
Hits:45701
Hits:24960
weblinks
Hak Cipta © 2015. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
BOYOLALI – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyaksikan panen raya Desa Trayu dan Tanjungsari Kecamatan Banyudono, Boyolali, Sabtu (29/10/2016), yang merupakan salah satu rangkaian acara puncak Hari Pangan Sedunia ke-36 di Indonesia.
Panen Padi, salah satunya Inpari 32 HBD ini, dilaksanakan di area persawahan yang ada di dua Desa yaitu Tanjungsari dan Trayu Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Lahan potensial milik 230 petani di dua Desa ini mencapai 100 ha.
Rombongan juga melakukan panen ikan di lahan sistem usaha tani minapadi, yang merupakan genangan air sawah untuk budidaya ikan air tawar.
Teknologi Jarwo Super ini dipilih oleh para Petani karena hasil panen di berbagai wilayah pengujian menunjukkan hasil panen yang tinggi, dan diyakini mampu memberikan hasil minimal 10 ton GKG/ha per musim.
Usai menyaksikan panen, Presiden mengatakan bahwa persediaan beras nasional hingga bulan Mei 2017 mendatang telah mencukupi sehingga pemerintah Indonesia berkomitmen tidak akan melakukan impor beras hingga akhir tahun 2016.
"Saya datang ke lokasi persawahan di Boyolali ini ingin melihat hasil dari Inpari 32, yang biasanya kita rata-ratanya hanya 5-5,5 ton per hektar, Inpari 32 bisa sampai 10-11 ton," ujar Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa peningkatan hasil panen yang berlimpah tidak terlepas dari peran benih-benih unggul yang digunakan para petani serta ketersediaan air yang terpenuhi.
Sumber : Badan Litbang Pertanian
Berita Utama | 13-03-2018 | Hits:1208
Info Teknologi | 30-01-2018 | Hits:2181
Hak Cipta © 2015. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi